Nama
Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 kitab Nagarakretagama karya
Mpu Prapanca pada abad ke-14, sebagai salah satu daerah taklukkan
Majapahit. Walaupun demikian, Raja Gowa ke-9 Tumaparisi Kallonna
(1510-1546) diperkirakan adalah tokoh pertama yang benar-benar
mengembangkan kota Makassar. Ia memindahkan pusat kerajaan dari
pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang,
serta mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.
Pada
abad ke-16, Makassar menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia
Timur, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara.
Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat, di
mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan perniagaan disana
dan menolak upaya VOC (Belanda) untuk memperoleh hak monopoli di kota
tersebut. Masjid di Makassar (1910-1934).
Selain
itu, sikap yang toleran terhadap agama berarti bahwa meskipun Islam
semakin menjadi agama yang utama di wilayah tersebut, pemeluk agama
Kristen dan kepercayaan lainnya masih tetap dapat berdagang di Makassar.
Hal ini menyebabkan Makassar menjadi pusat yang penting bagi
orang-orang Melayu yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku
dan juga menjadi markas yang penting bagi pedagang-pedagang dari Eropa
dan Arab.Semua keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja
Gowa-Tallo yang memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa dan
Sultan Awalul Islam, Raja Tallo).
Kontrol
penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh
Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan
rempah-rempah yang diterapkan Belanda melalui VOC. Pada tahun 1669,
Belanda, bersama dengan La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa
kerajaan sekutu Belanda Melakukan penyerangan terhadap kerajaan Islam
Gowa-Tallo yang mereka anggap sebagai Batu Penghalang terbesar untuk
menguasai rempah-rempah di Indonesia timur. Setelah berperang
habis-habisan mempertahankan kerajaan melawan beberapa koalisi kerajaan
yang dipimpin oleh belanda, akhirnya Gowa-Tallo (Makassar) terdesak dan
dengan terpaksa menanda tangani perjanjian Bongaya.
mohon info contac person bagian pertanahan pemkot makassar, by alpiansyah HP. 081348191414
BalasHapus